Jumat, 21 Desember 2012

makalah optimalisasi potensi siswa melalui kelas akselerasi



 
Optimalisasi Potensi Siswa Melalui Kelas Akselerasi
Oleh : Swasti Maharani dan Syah Agung P.H
Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret


A.    Pendahuluan
                        Tujuan dari sebuah pendidikan adalah membentuk manusia seutuhnya, yang dalam bahasa agama lebih dikenal dengan istilah Insan kaamil. Artinya membentuk manusia yang sempurna akal fikirannya serta luhur budi pekertinya. Sebuah cita-cita dan harapan yang sangat indah tetapi tidak mudah untuk mencapainya, bahkan sarat dengan tantangan yang menghadang. Hal ini disebabkan karena manusia, sebagai subjek sekaligus objek dalam sebuah pendidikan, adalah makhluk yang kompleks yang mempunyai potensi yang beragam tiap individunya.
                        Konsep insan kaamil tadi dalam dunia pendidikan modern kemudian dipetakan menjadi 3 aspek pendidikan, yaitu aspek kognitif, aspek afekif, dan aspek psikomotor. Aspek kognitif berhubungan dengan intelegensi siswa. Aspek afektif berhubungan dengan nilai dan sikap siswa. Sedangkan aspek psikomotor berhubungan dengan keterampilan siswa.
            Sebuah pendidikan dikatakan berhasil jika ketiga aspek tersebut terwujud dalam diri siswa. Seiring dengan terus berkembangnya dinamika pendidikan dewasa ini, maka dibuatlah berbagai program dan inovasi untuk mengakomodasi beragamnya potensi yang ada dalam diri siswa.
Salah satu inovasi pendidikan yang saat ini masih hangat dibicarakan adalah kelas akselerasi, yaitu salah satu tehnik pembelajaran yang mengadakan/ membuka kelas percepatan, yang mana dalam kelas ini siswa dapat menempuh studi lebih cepat dari waktu studi pada kelas umum. Program ini dianggap lebih efisien, karena tanpa menunggu program pengayaan ataupun remedial. Sistem akselerasi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di suatu sekolah, dengan meningkatnya mutu sekolah maka akan meningkat pula mutu sumber daya manusia para siswa yang sedang dalam proses pendidikan di sekolah tersebut. Dengan meningkatnya sumber daya manusia maka sekolah tersebut tentu akan melahirkan lulusan-lulusan yang mempunyai kualitas dan daya saing yang tinggi.
Para ahli pendidikan sebagian setuju dan sebagian lain tidak setuju dengan program itu. Lepas dari setuju atau tidak, kini ada beberapa sekolah yang mulai mencobanya, dan dari percobaan itu nanti perlu dievaluasi apakah positif atau tidak. Keuntungan kelas akselerasi adalah, siswa yang bakat intelektualnya tinggi dibantu secara khusus sehingga mereka mendapatkan bantuan pengajaran lebih sesuai bakatnya. Mereka akan dapat cepat lulus, diperkirakan setahun lebih awal dibanding siswa biasa. Dengan program percepatan ini diharapkan siswa berbakat tidak bosan di kelas yang sama dengan siswa lain, sehingga tidak mengganggu, mengacau kelas, dan dia dapat terus maju dengan cepat.
Selain keuntungan, ada beberapa kelemahan dari program kelas akselerasi ini, terlebih bila dilihat dari  segi tujuan pendidikan yang ingin membentuk karakter menusia secara  menyeluruh.  Terutama yang berkaitan dengan pendidikan nilai, karena pendidikan nilai sulit dipercepat.
Dalam perdebatan persoalan pendidikan nasional akhir-akhir ini banyak dipersoalkan kurangnya pendidikan nilai di sekolah-sekolah dari SD sampai SMU. Karena disadari atau tidak, kebanyakan sekolah saat ini terlalu menekankan segi kognitif saja, tetapi kurang menekankan segi nilai kemanusiaan yang lain. Maka mulai disadari pentingnya pendidikan nilai, termasuk pendidikan budi pekerti dan segi-segi kemanusiaan lain seperti segi emosional, religi, sosial, spiritual, dll dengan digulirkannya kurikulum berbasis karakter oleh pemerintah.
Pendidikan nilai memerlukan latihan dan penghayatan yang membutuhkan waktu lama, sehingga sulit dipercepat. Misalnya, penanaman nilai sosial perlu diwujudkan dalam banyak tindakan interaksi antarsiswa dan kerja sama. Penanaman nilai penghargaan terhadap orang lain membutuhkan latihan dan mungkin hidup bersama orang lain, dan tidak cukup hanya dengan pengajaran pengetahuannya.
Maka program kelas akselerasi, yang hanya menekankan segi pengetahuan (kognitif), tidak membantu bahkan mungkin memperburuk penanaman nilai. Maka kita dapat mempertanyakan bagaimana dengan pendidikan nilai kemanusiaan ini? Apakah perkembangan emosi, hati, religi, dan sosial dapat diakselerasi? Apakah dengan pemercepatan lulusan, justru tidak membantu mereka lebih terlalu menekankan segi kognitif, sehingga segi lain tidak mendapatkan perhatian? Memang dapat lulus dengan cemerlang dan cepat, tetapi dapat berkembang menjadi kurang peduli kepada teman lain dan tidak mengerti pergulatan teman lain, kurang sosial, bahkan emosi mereka tidak berkembang pula.
Tidak ada sistem yang tanpa cela. Begitu pula dengan kelas akselerasi. Ada segi positif, ada pula negatifnya. Jika dilihat dari perkembangan dunia global saat ini yang semakin tinggi sifat kompetisinya, maka kelas akselerasi menjadi salah satu terobosan alternatifnya. Namun jika menilik trend kelas akslerasi saat ini yang hanya menekankan aspek kognisi, persoalannya adalah siapkah siswa-siswa akselerasi untuk benar-benar bersaing di dunia global? Mengingat modal seseorang agar mampu bersaing di dunia global tidak hanya kepandaian intelegensi saja, melainkan juga kepandaian emosi, sosial dan spiritual.
Berangkat dari beberapa permasalahan itu, maka kita harus melihat kembali bagaimana sebenarnya proses pembelajaran dalam kelas akselerasi dan bagaimana seharusnya program itu dijalankan agar menghasilkan lulusan yang benar-benar berkompeten dan punya daya saing tinggi, tidak sekedar mengikuti trend menaikkan image sekolah tertentu saja.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kelas Akselerasi
Akselerasi dalam menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti (1) percepatan, (2) peningkatan kecepatan, (3) laju perubahan kecepatan.
Sedangkan menurut Prof.Dr. Oemar Hamalik (2004:186) akselerasi berarti memberi kesempatan kepada siswa yang bersangkutan untuk naik ke tingkat kelas berikutnya lebih cepat ( double promotion) satu atau dua sekaligus. Hal ini tentu saja tidak dapat dipenuhi bagi semua siswa yang belajar dan bagi yang mampu merupakan suatu kesempatan untuk mempercepat studinya di sekolah tersebut sehingga dapat mempersingkat waktu studinya.
Menurut Dr.E.Mulyasa (2003:161) akselerasi berarti belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dapat menyeleseikan pelajarannya lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan. Akselerasi belajar tidak sama dengan loncat kelas sebab dalam akselerasi belajar setiap siswa tetap harus mempelajari seluruh bahan yang seharusnya dipelajari. Akselerasi dapat dilakukan dengan bantuan modul atau lembar kerja yang disediakan sekolah. Melalui akselerasi belajar peserta didik yang berkemampuan tinggi dapat mempelajari seluruh bahan pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta didik yang lain.
Menurut Mimin Haryati (2006:95-96), akselerasi berarti percepatan belajar sebagai implikasi dari system belajar tuntas ( mastery learning) juga menunjukkan adanya siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh lebih cepat dan mempunyai nilai yang amat baik (>95). Siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa ini memiliki karakteristik khusus yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan percepatan kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya program remedial dan pengayaan dapat mengganggu optimalisasi belajarnya. Dengan menghadapi peserta didik yang demikian, seorang guru memberikan pelayanan yang terbaik yang seharusnya diberikan yaitu program akselerasi ( percepatan belajar), peserta didik menyelesaikan pencapaian kompetensi dasar yang ditentukan dengan kecepatan luar biasa yang didukung dengan nilai > 95 , maka sebaiknya tidak perlu diberikan pengayaan tetapi langsung mempelajari kompetensi dasar selanjutnya. Supaya program akselerasi dapat terlaksana dengan baik maka program pelajaran perlu dikemas dalam modul-modul atau paket pembelajaran, tanpa hal ini maka program akselerasi sulit terlaksana.
Dari beberapa pengertian tentang akselerasi di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kelas akselerasi adalah kelas yang diperuntukkan bagi siswa yang belajarnya dipercepat sesuai dengan tingkat pemahaman materi sehingga ia dapat menempuh waktu studinya lebih cepat dari waktu yang ditentukan pada kelas biasa.
           
2.      Kelebihan Kelas Akselerasi
Southern dan Jones (1991 dalam Hawadi, 2004) menyebutkan beberapa keuntungan program akselerasi bagi anak berbakat, yaitu:
a.       Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar
b.      Meningkatkan waktu karier. Karena dengan adanya pengurangan watu belajar bagi siswa, maka akan meningkatkan produktifitas siswa di masa yang akan dating.
c.       Ekonomis. Keuntungan bagi sekolah adalah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat
Selain itu, program akselerasi sangat esensial dalam menyediakan kesempatan pendidikan yang tepat bagi siswa yang cerdas. Proses yang terjadi akan memungkinkan siswa untuk memelihara semangat dan gairah belajarnya. Program akselerasi membawa siswa pada tantangan yang berkesinambungan untuk selalu mengasah sifat kompetisinya. Melalui Program akselerasi ini, siswa diharapkan akan memasuki dunia professional pada usia yang lebih muda dan memperoleh kesempatan-kesempatan untuk bekerja produktif (Hawadi, 2004).
3.      Kelemahan Kelas Akselerasi
Disamping beberapa keuntungan di atas, ternyata ada beberapa potensi negative yang mengiringi kelas akselerasi. Paling tidak Southern dan Jones (1991) menyebutkan empat hal yang berpotensi negative dalam proses akselerasi bagi anak berbakat, yaitu:
a.       Segi Akademis
1.      Bahan ajar yang diberikan terlalu tinggi bagi siswa akseleran. Hal ini akan membuat mereka menjadi siswa yang tertinggal di belakang kelompok teman barunya, dan kemungkinan akan menjadi siswa yang berprestasi sedang-sedang saja.
2.      Meskipun memenuhi persyaratan dalam bidang akademis, siswa akseleran kemungkinan imatur secara social, fisik dan emosional
3.      Pengalaman-pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami oleh siswa akseleran karena tidak merupakan bagian dari kurikulum.
b.      Segi Penyesuaian Sosial
1.      Siswa akan didorong untuk berprestasi dalam bidang akademiknya sehingga mereka kekurangan waktu beraktifitas dengan teman sebaya
2.      Siswa akan kehilangan aktifitas social yang penting dalam usia sebenarnya, dan mereka akan mengalami hambatan dalam bergaul dengan teman sebayanya.
c.       Aktivitas Ekstrakurikuler
Kebanyakan akifitas ektrakurikuler berkaitan erat dengan usia. Hal ini menyebabkan siswa akseleran akan berhadapan dengan siswa yang lebih tua dan tidak memberikanya kesempatan berkembang di luar kurikulum sekolah.
d.      Penyesuaian emosional
1.      Siswa akseleran akan mudah frustasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi
2.      Siswa yang mengalami sedikit kesempatan untuk mebentuk persahabatan pada masanya akan menjadi terasing atau agresif terhadap orang lain.
3.      Adanya tekanan untuk berprestasi membuat siswa akseleran kehilangan kesempatan untuk mengembangkan hobi
Dari pemaparan di atas, tampak bahwa kelemahan kelas akselerasi lebih pada sisi psikologis siswa yang belum tentu siap menghadapi keadaan-keadaan di luar kendali mereka. Artinya harus segera dilakukan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi untuk mereduksi kelemahan system yang sudah ada.